Kamis, 10 Desember 2015

warna kulit manusia




tipe kulit




Kulit adalah organ yang paling terlihat sehingga dapat digunakan untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya. Perbedaan jenis warna kulit seseorang umum digunakan untuk mengidentifikasi ras dan keturunan orang tersebut. Umumnya, bangsa Indonesia atau Melayu disebut memiliki kulit berwarna cokelat sawo matang atau kuning langsat, bangsa China berkulit kuning, bangsa Eropa berkulit putih dan Afrika berkulit hitam. Namun, bagaimana penggolongan kulit manusia menurut ahli dermatologi?
Thomas B. Fitzpatrick adalah sosok dermatologis terkemuka asal Amerika berkat karya dan kiprahnya di dunia kesehatan kulit. Pada hasil penelitiannya, Fitzpatrick mengelompokkan lima jenis warna kulit manusia yang masing-masing mempunyai karakter serta kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelima jenis tersebut adalah very fair, fair, medium, olive, serta brown atau black. Kelima jenis warna kulit ini terbilang cukup mewakili beragam warna kulit seluruh manusia di dunia.
Jenis warna kulit very fair memiliki tingkat intensitas warna putih yang sangat terang dan cenderung terkesan pucat. Jenis ini tidak akan bisa menggelap atau kecoklatan meski terpapar oleh sinar matahari seharian. Masyarakat keturunan ras Eropa dan Australia memiliki kulit dengan warna jenis ini.
Fair, adalah jenis warna kulit yang cenderung lebih pink dan banyak muncul di jenis kulit bangsa Jepang dan Cina. Warna kulit fair selalu bisa terbakar, namun terkadang saja bisa berubah menjadi gelap.
Warna kulit medium adalah warna kulit orang keturunan Indian Meksiko dan Indonesia pada umumnya. Jenis warna medium bila terpapar sinar matahari akan cukup mudah berubah menjadi gelap.
Warna kulit olive walaupun jarang terpapar sinar matahari, warnanya akan tetap cokelat.
Warna kulit brown atau black banyak didapatikan pada bangsa Afrika dan India. Kulit brown atau black meskipun tidak pernah terkena sinar matahari langsung, tapi akan selalu menggelap atau hitam.


akibat warna kulit bebeda
1) Intensitas Paparan Matahari
Ini adalah alasan yang paling umum diketahui. Bahwa persebaran ras dengan warna kulit yang berbeda adalah mekanisme adaptasi dan perlindungan. Melanin, pigmen yang bertangtungjawab terhadap perbedaan warna kulit, melindungi sel-sel kulit agar tidak rusak terkena paparan sinar ultraviolet matahari. Pigmen melanin dapat bertambah banyak dengan adanya paparan sinar matahari. Manusia yang tinggal di daerah khatalustiwa/ekuator akan mempunyai warna kulit yang gelap. Tapi ini juga terkait dengan Ras (genetis/Hereditas).
(2) Paparan Sinar Matahari menurunkan Jumlah Folat
Pada suatu penelitian, orang yang kulitnya terpapar oleh sinar matahari intensitas tinggi mengalami penurunan signifikan kadar folat di dalam tubuhnya. Lalu apa hubungannya dengan evolusi dan seleksi alam? "Ternyata Folat yang cukup deiperlukan untuk perkembangan saraf pada janin. Bila seorang ibu hamil kekurangan folat, janin dapat mengalami defek kongenital bernama spina bifida, sehingga menurunkan survival keturunannya. Selain bagi ibu hamil, folat juga diperlukan untuk proses fisiologis terutama sintesis DNA normal dari sel-sel tubuh termasuk pembentukan sperma (spermatogenesis). Jadi, folat juga sangat terkait dengan kesuburan pada pria. Inilah yang mendasari pemikiran bahwa ada evolusi yang terjadi. Evolusi dan seleksi alam bertujuan melindungi kadar folat tubuh yang penting bagi kelangsungan suatu spesies (melalui proses reproduksi). Melalui proses yang lama, terjadi perubahan genetik, kulit manusia yang tinggal di ekuator jadi memproduksi banyak melanin untuk melindungi kadar folat. Bila tidak terbentuk perlindungan ini maka manusia tersebut mengalami gangguan dalam proses reproduksi terkait kekorangan folat. Bila ada variasi genetik, maka genetik manusia yang survive sampai sekarang adalah keturunan yang mempunyai produksi cukup melanin (jadi mayoritas satu ras kulitnya item). Manusia yang berpindah tempat tinggal ke daerah dekat kutub kulitnya menjadi berwarna lebih cerah. Mereka tidak terlalu membutuhkan perlindungan melanin karena paparan sinar UV yang tidak bergitu banyak seperti di ekuator.
(3) Manusia subtropis memang tidak boleh berkulit terlalu gelap
Karena mereka tetap membutuhkan sinar matahari yang cukup yang sampai di keratinosit untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Vitamin D sendiri juga penting untuk pertumbuhan normal tubuh, tulang janin. Jadi kalau teralu gelap, bisa jadi paparan sinar matahari tidak cukup kuat menemnus melanin. Kalau tidak cukup proses pewarisan sifat genetik jadi berhenti sehingga yang survive adalah yang memiliki sifat gen berkulit tidak terlalu gelap.
(4) Tinjauan Enzimatis
Di dalam jaringan-jaringan kulit terdapat dasar-dasar warna tertentu yang dinamakan “chromogens”, yang tidak berwarna. Ketika ragi-ragi atau enzim-enzim bertindak berdasarkan dasar-dasar warna ini, warna kulit tertentu pun dihasilkan.
Bagaimana jika seseorang tidak mempunyai dasar-dasar warna ini, atau enzim-enzimnya tidak bekerja dengan sebagaimana mestinya terhadap dasar-dasar warna ini? Maka orang itu dinamakan “albino” karena tidak mempunyai zat warna sama sekali. Ini dapat terjadi pada orang-orang di mana saja di dunia ini. Ada orang-orang albino di Afrika, “orang-orang yang lebih putih” dari orang kulit putih mana pun!
Kulit manusia itu sendiri, tanpa adanya zat pewarna, berwarna putih krem. Tetapi pada warna ini ditambahkan sedikit warna kuning, yaitu akibat dari adanya pigmen kuning di dalam kulit. Unsur warna lain yang ditemukan dalam kulit adalah hitam, yaitu akibat dari adanya butiran-butiran kecil dari suatu zat yang dinamakan “melanin”. Zat ini berwarna coklat, tetapi jika tampak dalam kumpulan besar akan kelihatan berwarna hitam.
Sifat lain ditambahkan pada kulit oleh warna merah darah yang beredar di dalam pembuluh-pembuluh kulit yang sangat kecil.
Warna kulit masing-masing orang bergantung pada perbandingan-perbandingan dari keempat warna ini yaitu putih, kuning, hitam, dan merah. Semua warna kulit umat manusia dapat diperoleh dengan kombinasi-kombinasi yang berbeda-beda dari unsur-unsur warna yang kita miliki ini.
Cahaya matahari dapat menciptakan melanin, pigmen hitam, di dalam kulit. Jadi, orang-orang yang tinggal di daerah-daerah tropis mempunyai lebih banyak pigmen melanin dan mempunyai kulit yang lebih gelap.
Jadi ini jawaban kami berdasarkan teori ilmiah kenapa warna kulit berbeda, kalau kaitannya dengan Nabi Nuh maaf kami belum temukan sumber yang ilmiah, Semoga Bermanfaat.
















































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar