Kekurangan dan Kelebihan Penggunaan Handphone
Pada
era 2000an ini, hampir tidak ada kalangan yang tidak menggunakan
handphone. Anda tau? Pelajar Sekolah Dasar saja kebanyakan sudah
menggenggam benda tersebut. Pada masyarakat, HP sudah menjadi sebuah
kebutuhan primer, ibarat makanan dan minuman.
Tidak bisa dipungkiri bahwa di era digital ini keberadaan HP sudah
menjadi gaya hidup masyarakat,termasuk di Indonesia. Tidak peduli dari
kalangan bawah maupun orang-orang kaya, HP sudah menjadi barang yang
dibutuhkan setiap saat. Dengan HP pula kita merasa sangat terbantu
khususnya dalam hal berkomunikasi.
Namun tak banyak yang mengerti, ternyata penggunaan HP itu sendiri
menimbulkan radiasi yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Nah, kali ini
saya akan mencoba membahas apa saja kekurangan dan kelebihan dalam
penggunaan telepon genggam tersebut.
Menurut
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T dari bagian Divisi Otologi RS Sanglah
mengatakan telepon gengam diciptakan untuk memudahkan manusia
berkomunikasi. Namun, kata lelaki kelahiran 15 Juni 1961 ini, banyak
efek samping dari penggunaan handphone yang salah. Hal ini berkaitan
dengan volume suara dan jarak dengar.
Selain
itu, Dokter Eka mengatakan, perlu diwaspadai efek samping gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan HP. Radiasi telepon gengam berakibat
buruk terhadap tubuh manusia. Ia menyebutkan radiasi HP memancarkan 215
kali perdetik masuk ke sel-sel otak mengenai DNA dalam sel. Tiap HP
memancarkan 900 Mhz -1800 Mhz. Untungnya, kata Dokter Eka ini, manusia
memiliki sawar darah otak yang melindungi paparan radiasi ini. Jika
memungkinkan sebaiknya gunakan peralatan hands-free untuk
mendengarkan suara lewat HP. Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat
rentan terhadap pancaran radiasi ini, sehingga sangat disarankan belum
waktunya menggunakan HP.
Ia menyarankan malam hari sebaiknya HP dimatikan. Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur, agar gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia. Lapisi HP dengan aluminium agar memroteksi gelombang elektromagnetik. “Efek samping yang ditimbulkan gelombang elektromagnetik ini, sulit tidur, pusing, telinga mendenging, dan daya tahan tubuh menurun,” jelasnya.
Untuk
mencegah radiasi gelombang elektromagnetik kata Dokter Eka, jangan
gunakan HP terlalu dekat dengan liang telinga, berikan jarak secukupnya.
Untuk batas jarak masih dalam penelitian dokter Eka. Jangan gunakan HP
terlalu lama disamping panas yang disebabkan baterai HP, gelombang
elektromagnetik juga memberi efek kurang baik. Makan makanan yang
mengandung vitamin untuk saraf seperti B1, B6, B 12 yang banyak
terkandung pada kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang panjang, taoge.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya lebih kecil.
Untuk mengurangi paparan gelombang elektromagnetik, dapat dipilih HP jenis CDMA dengan frekuensi 125 Mhz, karena radiasinya lebih kecil.
Ia menilai kebiasaan mendengarkan musik menggunakan earphone/walkman sudah menjadi trend anak muda. Bahkan tak jarang earphone juga digunakan untuk menerima telepon.
“Earphone menempel langsung di liang telinga. Artinya terjadi kelipatgandaan resonansi. Sebagai contoh HP memiliki kebisingan 80 dB (desibel). Jika mengunakan earphone kebisingannya menjadi bertambah 1, 6 kali. Efeknya tentu lebih berat,” kata Dokter Eka.
Gejala
awal akan muncul keluhan mendenging. Menurut Dokter Eka, saraf di
telinga tengah mengeluh memberi respon bahwa adanya gangguan. Jika cepat
direspon dengan mengistirahatkan pendengaran, mungkin saja segera dapat
pulih kembali. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat, maka muncul
gangguan pendengaran menetap atau tuli.
Menurutnya
ada perbedaan arti mendenging dengan mendengung. Mendenging artinya
kebisingan yang mengenai telinga bagian dalam. Jika tidak segera
ditangani akibatnya tuli. Sementara mendengung hanya mengenai telinga
luar yakni tertutupnya saluran tuba eustakhius karena perubahan tekanan.
Salah satu kasus dampak negatif earphone dituturkan Dokter Eka. Seorang perempuan melakukan perjalanan dari Bangkok ke Jakarta. Dalam pesawat ia mengunakan earphone dari Bangkok hingga tiba di Jakarta selama 3 jam perjalanan. Setibanya di bandara Sukarno Hatta, ia melepas earphone-nya,
namun ia tidak dapat mendengar suara. Malah hanya terdengar suara
mendenging. Akhirnya dengan terpaksa ia harus menjalani rawat inap
selama tiga hari di RS THT Jakarta.
Akhirnya
kondisi pendengarannya mulai membaik, namun sayang fungsi
pendengarannya tidaklah sebagus sebelumnya. “Ada ketentuan jika tingkat
kebisingan lebih dari 100 dB, tidak boleh terpapar lebih dari 2 jam.
Lebih dari itu, genderang telinga rusak. Inilah yang dialami gadis itu,”
jelasnya.
Kebisingan
suara mempunyai satuan dB. Batas kebisingan normal adalah 85 dB. Lebih
dari itu sudah tergolong bising yang dapat menyebabkan gangguan
pendengaran. Beberapa contoh penelitian dikutip Dokter Eka seperti
kebisingan Jalan Diponegoro Denpasar 80 dB, musik rock 100 dB, suara
pesawat dan helikopter 120 dB.
Untuk
meredam kebisingan, hal yang penting dilakukan adalah mengistirahatkan
pendengaran. Dokter Eka sudah melakukan penelitian tentang jam kerja
yang baik yakni 6 jam perhari selama 5 hari mulai hari Senin hingga
Jumat, dan libur dua hari yakni Sabtu dan Minggu.
Ia
menyarankan sepulang bekerja pada malam hari sebaiknya istirahatkan
pendengaran. “Jangan lagi menonton TV atau mendengarkan musik. Gunakan
hari Sabtu dan Minggu untuk mengistirahatkan pendengaran sehingga hari
Senin siap beraktivitas lagi,” sarannya.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar.
Pengobatan gangguan pendengaran kata Dokter Eka, disebut periode emas yakni batas waktu tuli dengan pengobatan. Artinya, makin cepat diobati makin baik sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar.
Pengobatannya
juga tidak mudah karena harus menjalani rawat inap. “Bagian telinga
dalam hanya dilalui satu pembuluh darah. Kalau terkena kebisingan
pembuluh darah menjadi stres dan menguncup, sehingga telinga dalam tidak
ada suplai makanan sehingga obat harus dimasukkan lewat infus. Ini
hanya bisa dilakukan dengan rawat inap di RS,” ungkap Dokter Eka.
Menurut
Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsenerasi dan kualitas sperma
pada pria yang terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih
buruk ketimbang sperma pada pria yang jarang menenteng-nenteng telepon
seluler. Penemuan baru saat ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang
dipancarkan HP bias merusak struktur DNA manusia.
Sedangkan dampak positifnya, yaitu :
a.Semakin mudah dan cepatnya manusia dalam berkomunikasi
b.Semakin murah dalam berkomunikasi
c.Mudah berkomunikasi dalam jarak jauh
d.Semakin berkembangnya bisnis ponsel
a.Semakin mudah dan cepatnya manusia dalam berkomunikasi
b.Semakin murah dalam berkomunikasi
c.Mudah berkomunikasi dalam jarak jauh
d.Semakin berkembangnya bisnis ponsel
Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP:
- Kanker
- Tumor otak
- Alzheimer
- Parkinson
- Fatigue (terlalu capai)
- Sakit kepala
Penelitian
yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda. Ada yang menyatakan
radiasi HP lebih banyak menyebabkan kanker dan kelainan. Ada yang
menyatakan bahwa radiasi HP tidak berhubungan dengan kanker. Terlepas
dari mana yang benar atau salah tentu kita sebaiknya perlu untuk
bersikap waspada dan mengantisipasi.
Tips Mengurangi Efek Radiasi Ponsel
1. Gunakan headset atau headphone nirkabel (wireless) dengan emitor bluetooth berdaya rendah.
Cara
ini menjauhkan pemancar sinyal dari otak di kepala, namun tidak bisa
mencegah risiko impotensi selama masih dikantongi di celana. Perangkat
bebas genggam nirkabel, misalnya bluetooth juga masih memancarkan radiasinya sendiri meski lebih sedikit.
3. Usahakan menjauhkan ponsel setidaknya 1 inci/2,5 cm dari tubuh Anda.
4.
Jangan terlalu sering meletakan hp dekat ginjal, jantung dan kantung
celana. bila ponsel melekat seharian di tubuh Anda, letakkan dengan
layar menghadap ke dalam. Bila tak digunakan sebaiknya taruh di tas atau
dompet.
5. Jangan simpan ponsel dikantong baju atau celana
Otak
bukan satu-satunya organ tubuh manusia yang terpengaruh oleh radiasi
ponsel. Untuk mengurangi risiko tersebut, ada baiknya ponsel disimpan di
tas kecil yang bisa dijinjing ke mana-mana. Karena, baru-baru ini
ilmuwan Hongaria menyimpulkan,pria yang terlalu sering menyimpan
handphone-nya di pinggang atau saku celana akan mengalami masalah
kesuburan. Juga bebarapa penelitian membuktikan, radiasi bisa mempengaruhi kualitas sperma pria dan meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita.
6.
Bila memungkinkan, gunakan ponsel dalam kondisi sinyal terkuat. Semakin
lemah sinyal, semakin banyak frekuensi radio yang digunakan agar bisa
terhubung.
7.
Kirim SMS saja ketimbang menelepon bila memungkinkan. Radiasi SMS lebih
rendah ketimbang berbicara. Mengirim SMS juga menjauhkan radiasi dari
kepala Anda.
Radiasi
yang dipancarkan saat berkirim pesan singkat lebih sedikit dibandingkan
saat menerima atau melakukan panggilan suara. Selain itu, posisi ponsel
saat berkirim pesan berada lebih jauh dari kepala dibandingkan saat
telepon.
8. Jangan simpan ponsel di bawah bantal
Meski sedang tidak digunakan, ponsel dalam posisi stand by
(tetap menyala) masih memancarkan radiasi agar selalu terhubung dengan
jaringannya. Meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur akan
mendekatkannya dengan kepala sehingga otak akan terpapar radiasi
sepanjang malam.
9. Jauhkan ponsel dari bayi dan jauh dari perut jika Anda tengah hamil. Otak janin dan bayi paling rentan terhadap radiasi.
10. Bacalah petunjuk pengguna untuk mengetahui rincian lebih lanjut dan tindakan pencegahan dari bahaya radiasi.
11. Kurangi menelpon menggunakan HP dalam gedung.
12. Kurangi atau jauhkan pemakaian untuk anak-anak.
13. Gunakan hp yang radiasinya dibawah level kelayakan
14. Gunakan casing (tutup) antiradiasi
Berbagai
produk untuk mengurangi radiasi ponsel banyak ditawarkan di pasaran,
mulai dari stiker antiradiasi hingga casing khusus untuk ponsel cerdas
yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah pengujian independen yang dilakukan
majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi mampu mengurangi radiasi hingga 66,7 persen.
Walau
demikian, tak perlu kita merasa cemas secara berlebihan. Radiasi yang
ditimbulkan oleh ponsel, daya rusaknya tidak sebesar radiasi yang
ditimbulkan oleh radioaktif. Tapi, perlu kita pertimbangkan juga bahwa
sekecil apapun efek yang kita terima, kalau mengenai secara terus
menerus, akan mengakibatkan gangguan yang dahsyat juga nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar